Senin, 30 Maret 2009

Menelaah Pornografi



Menelaah Pornografi dalam Budaya Indonesia dan Asing
Apakah yang mendefinisikan Kebudayaan Indonesia? Apakah pula yang mendefinisikan jati diri kita sebagai bangsa yang besar? Apakah kita harus menolak atau menerima kebudayaan asing? Bisakah dialektika antara budaya asing dan lokal dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa kita? Mari kita simak artikel ini.
Mengkaji Jepang pada Masa peralihan Era Tokugawa ke Era Modern
Bagi pembaca yang pernah menonton film ‚Last Samurai‘, yang pemeran utamanya adalah Tom Cruise, pasti sudah mengenal betul mengenai cerita dialektika antara Budaya barat dan budaya Jepang asli di film tersebut. Mungkin cerita dalam film tersebut mengandung unsur fiksi, namun filosofi filmnya sangat mewakili sejarah Jepang. Cerita mengenai persahabatan Kapten Nathan dari Amerika Serikat, dan Katsumoto, penasihat Kaisar Meiji, menjadi sorotan utama filmSekilas mengulang, Jepang pada tahun 1877 diperintah oleh Kaisar Meiji. Sang Kaisar berambisi untuk menjadikan Jepang sejajar dalam segala bidang dengan negara barat. Meiji menggunakan pakaian gaya barat, dan belajar menggunakan bahasa Inggris. Kaisar memanggil Kapten Nathan untuk memajukan angkatan bersenjata Jepang. Namun Katsumoto dan anak buahnya menolak proyek modernisasi. Alasannya politis, sebab dia tidak suka dengan menteri-menteri yang terlibat dalam proyek tersebut. Adapun dalam suatu pertempuran, Nathan ditangkap oleh anak buah Katsumoto dan dibawa ke markasnya. Di sana, Nathan belajar mengenai budaya dan bahasa Jepang. Nathan menjadi ahli dalam menggunakan Katana (Pedang Jepang) dan menjadi samurai. Di sisi lain, Katsumoto sangat senang menggunakan Bahasa Inggris sewaktu berdiskusi dengan Nathan. Katsumoto banyak belajar akan strategi perang dari Nathan, yang veteran perang saudara Amerika. Dalam film tersebut, interaksi antara Nathan dan Katsumoto menjadi contoh yang sangat baik, bahwa interaksi dan adaptasi antar budaya dapat berlangsung dengan damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar